Pernahkah terbersit di benak Anda bahwa flash disk atau tempat
penyimpanan data eksternal yang akrab digunakan untuk penyimpanan data
sementara sehari-hari, tak lama lagi menjadi benda usang? Ditambah lagi
ketika penyedia jasa akses internet nirkabel makin menjamur jumlahnya
dan semakin ringan dalam soal harga. Bukan apa-apa, perusahaan teknologi digital berlomba memberikan layanan cloud.
Contoh layanan cloud di antaranya adalah iCloud, Google Docs, Sugar
Sync, Dropbox, Box, Amazon Cloud Drive. Terakhir, Microsoft menawarkan
aplikasi SkyDrive. Semuanya terkait dengan menyimpan data lewat teknologi cloud computing.
Pendek kata, file yang disimpan bisa dibuka di mana saja, sepanjang ada
akses internet dan aplikasi yang mengakomodasi setiap layanan. Jadi
Anda tak
perlu khawatir kapasitas harddisk Anda berkurang karena
menyimpan data di device, karena semua data sudah berada di server. Untuk
ukuran kapasitas gratis, SkyDrive lebih baik. Produk tersebut
menyediakan kapasitas 7 gigabyte tanpa bayaran, sementara Google Drive
hanya memberikan 5 GB dan Dropbox 2 GB. Bagi pengguna Windows Phone,
file yang disimpan pada SkyDrive bisa langsung sinkron jika dibuka lewat
telepon pintar tersebut.
Nur Cahyo, seorang peneliti yang juga mahasiswa, termasuk pengguna
fasilitas-fasilitas tersebut. Pekerjaannya sebagai peneliti, kerap
membuatnya harus membuka laptop walau sekadar untuk melihat-lihat
pekerjaan yang belum tuntas. Jadi, setiap ada suasana kosong, dia
menyempatkan diri untuk buka file. “Lumayan, bisa lihat-lihat
(pekerjaan) sebentar,” ujarnya.
Dengan aktivitasnya yang selalu
bergerak itu, peneliti pada lembaga asing ini memanfaatkan dengan baik
segala tawaran tempat penyimpanan file sistem cloud yang dianggap
memudahkan. Apalagi gratis, tentu saja. “Buat file yang nggak besar,
misalnya resume penelitian atau sekadar bacaaan, saya bisa manfaatkan
aplikasi-aplikasi itu,” ujarnya.
Jadi, apa yang diperlukan untuk
tetap dibaca di tempat lain ‘sambil jalan’, bisa tetap dilakukan.
Lumayan, katanya, “Sambil macet bisa ada bacaan buat mengusir jenuh.”
Kendati
demikian, Cahyo yang terakhir ini memanfaatkan SkyDrive, tidak
menggunakan tempat penyimpanan tersebut secara permanen. “Itu untuk
sementara saja. Kadang-kadang yang sudah kelamaan saya hapus,” akunya.
Bagi
dia, tempat penyimpanan yang terbaik adalah dalam komputernya sendiri
dan penyimpanan eksternal yang disimpan di rumah. Dia lebih banyak
menggunakan fasilitas pada SkyDrive atau Dropbox untuk pekerjaan yang
sedang berlangsung, bukan yang sudah termasuk “tutup buku”.
Dengan
model menghapus itu, dia merasa tidak punya kepentingan dengan menambah
kapasitas lokasi penyimpanan yang ditawarkan. Alasan utama yang dia
sampaikan, sekarang belum waktunya mengingat kadang-kadang sinyal
komunikasi di beberapa wilayah–termasuk perkotaan–masih tidak stabil.
Tentu saja ini mempengaruhi modem yang digunakan, sehingga tetap tidak
mampu mengakses file-nya
Lain lagi dengan Andi, mahasiswa yang
sambil bekerja sebagai tenaga desain di sebuah penerbitan.
Aplikasi-aplikasi gratis itu hanya digunakan untuk menyimpan beberapa
gambar desain terkait dengan pekerjaannya. Itu pun sekadar gambar yang
dia dapat dari internet saat melakukan penelusuran (browsing). “Malas
langsung simpan di file laptop,” katanya.
Jadi, seperti halnya
Cahyo, server cloud dari Dropbox maupun SkyDrive digunakan untuk
penyimpanan sementara. Hanya bedanya, Andi sekadar menyimpan gambar
desain untuk dilihat-lihat. Jika ada yang membuatnya tertarik, kemudian
file tersebut pindah tempat ke komputer jinjingnya. “Jadi lihat-lihat
dulu, baru simpan,” katanya.
Mahasiwa ini tidak menyimpan bahan
bacaan kuliah dalam server maya yang dimilikinya. “Percuma, gak sempet
baca-baca juga,” ujarnya sambil tertawa.
Sementara Vista yang
mencoba aplikasi SkyDrive, melihat bahwa sebenarnya aplikasi itu menarik
jika dibuka melalui Windows Phone. Selain tampak bersahabat, tentu
setelah men-download aplikasinya di Windows Phone secara gratis, juga
nyaman dalam penampilan.
Sekali buka aplikasi bergambar awan itu,
langsung muncul tampilan file yang ingin dilihat. Tanpa basa-basi.
Menariknya, file-file yang dibuat dalam format Microsoft Word bisa
langsung diedit lewat ponsel tersebut. Selain itu, kapasitasnya memang
paling besar dibandingkan aplikasi lain, baik yang ditawarkan oleh
Google maupun iCloud.
Karena itu tak heran, jika The Verge, media
teknologi yang bekerja sama dengan Vox Media, itu mengakui SkyDrive
memiliki keunggulan dibandingkan produk lainnya, terutama untuk
sinkronisasi dengan produk yang dibuat lewat aplikasi Windows.
Tapi
memang, seperti dialami oleh Cahyo dan Andi, aplikasi ini tidak
digunakan untuk menata file secara permanen. Keduanya digunakan untuk
kebutuhan sementara saja. Selain dengan alasan keamanan yang belum
teruji, juga tidak perlu menambah kapasitas dengan tambahan bayaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar