Dua perempuan Swedia menerima uterus baru pada akhir pekan lalu dalam
transplantasi rahim dari ibu ke anak pertama di dunia. Transplantasi ini
dilakukan untuk membantu mereka memiliki bayi, menurut Universitas
Gothenburg pada Selasa. Transplantasi rahim adalah hal baru dan sukses dilakukan untuk pertama kalinya di Turki pada 2011.
"Salah
satu perempuan ini pernah diangkat rahimnya setelah menjalani perawatan
untuk kanker serviks. Perempuan yang lain terlahir tanpa rahim.
Keduanya berusia 30an," menurut pernyataan dari Universitas Gothenburg.Dia tidak mau berspekulasi akan peluang perempuan penerima rahim
tersebut bisa hamil, namun mengingatkan bahwa dalam perawatan IVF
reguler, peluang melahirkan bayi setelah transfer embrio antara 25-30
persen.
Braennstroem mengatakan bahwa rahim cangkok tersebut akan
diangkat lagi setelah para perempuan penerima organ sudah memiliki
setidaknya dua anak, sehingga mereka bisa berhenti minum obat penekan
kekebalan tubuh yang membantu badan mereka menerima organ cangkok dengan
lebih mudah.
Salah satu dokter dalam tim, Michael Olausson,
mengatakan bahwa para dokter mengharapkan ada risiko penolakan yang sama
seperti pada donasi organ tubuh lainnya, yaitu sekitar 20 persen.
Perempuan-perempuan
tersebut, yang namanya tak diungkap, terpilih menjalani prosedur
setelah proses pemeriksaan yang panjang untuk memastikan bahwa mereka
dan partnernya subur dan layak jadi kandidat.
Para ibu mereka
menjadi donor karena 'keuntungan teoretis' kerabat dekat, menurut
Olausson, dan "karena rahim terbukti berfungsi mengandung anak," tambah
Braennstroem.
Delapan perempuan lagi akan menjalani prosedur serupa di Swedia sepanjang musim gugur dan musim semi.
Braennstroem
menegaskan bahwa transplantasi ini ditujukan untuk membantu para
perempuan muda yang terlahir tanpa rahim atau rusak rahimnya, dan bukan
untuk membantu wanita usia lanjut yang ingin memiliki bayi setelah
melalui usia subur.
10 Kandidat prosedur ini di Swedia berusia
30an atau lebih muda, "karena IVF memiliki peluang lebih besar untuk
berhasil dengan wanita yang lebih muda," kata Braennstroem.
Tim
riset terdiri dari 20 ilmuwan, dokter, dan spesialis, sudah mengerjakan
proyek ini sejak 1999. Mereka sukses melakukan cangkok rahim pada hewan,
termasuk tikus dan primata, yang berefek pada kelahiran.
Cangkok rahim dianggap prosedur kontroversial, terutama karena melibatkan donor yang masih hidup.
Tim
ini sempat dihalangi oleh Dewan Penguji Kode Etik Pusat Swedia namun
akhirnya mendapat lampu hijau pada bulan Mei dengan syarat mereka
memiliki komite khusus sendiri untuk memantau proyek ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar